Tuesday, November 22, 2011

Kegagalan Kali ini Adalah pelajaran


Hari ini, setelah semalam menonton bola yang hasilnya semua sudah tahu, lagi-lagi Indonesia kalah. kali ini lebih menyakitkan mungkin, di babak final yang dihelat di kandang kita sendiri, kita kalah beruntung dengan penjaga gawang malaysia yang melompat ke arah yang benar saat menepis bola penalti Ferdinand Sinaga.
Setidaknya itulah prestasi terbaik kita selama satu dekade ini, sudah 20 tahun tanpa emas di SEA GAMES, bahkan sejak sistem U-23 diperkenalkan satu dekade kebelakang, Indonesia tidak bisa meraih medali dari cabang sepakbola.Hasil yang paling menyakitkan tentu saat kita dipecundangi Thailand 0-6 saat Sea Games 2003 serta kita tidak akan lupa kekalahan menyakitkan dari tim "antah berantah" Laos 0-2 tahun 2009 kemarin.Banyak yang berkata juara umum sea games tanpa emas sepakbola adalah ibarat sayur tanpa garam, tetapi masyarakat kita telah lama tidak merasakan sayur tersebut, apalagi garam yang membuatnya sedap.
Kita memang menang mutlak di Sea Games tahun ini, hal yang biasa bila tuan rumah adalah negara besar di Asia tenggara dan mungkin bila dibandingkan saat Thailand juara umum di Nakhon Ratchasima 2007 kita tidak ada apa-apanya, saat itu Thailand unggul dengan selisih 100 medali emas dari pesaing terdekatnya.Lalu apa yang dapat kita banggakan dari Sea Games kali ini?
Mungkin banyak yang berpendapat Palembang yang bukan merupakan Ibu Kota negara mampu menjadi tuan rumah bagi 10 tamu kita, tapi tunggu dulu karena kembali lagi ke sea games 2007 di nakhon ratchasima yang juga bukan Ibu Kota Thailand, bisa menyelenggarakan semua ajang di dalam wilayah mereka dan hanya dua cabang yang diadakan di Bangkok serta satu cabang di kota lain.Sedangkan kita sejumlah cabang seperti Futsal, Bulutangkis, Wushu, Karate, Judo, Sepakbola, Perahu Naga, Sepeda Velodrome, Speda Gunung, dan masih ada beberapa cabang lain yang dipertandingkan di luar Palembang. Padahal dilihat dari segi kemajuan kota, Palembang masih mengungguli Nakhon Ratchasima, tetapi Pemerintah yang tidak total dalam membangun sarana membuat Sea Games kali ini lagi-lagi harus bergantung kepada venue-venue yang hanya ada di Jakarta.
Kembali ke cabang sepakbola, kekalahan tadi malam tentu akan membekas di hati para fans Garuda, tetapi lihat segi positifnya, walaupun pemain-pemain kita tidak turun bertanding setelah ISL 2010-2011 selesai Juni lalu, mereka tidak memperlihatkan demam panggung, malah mereka mampu memperlihatkan permainan berkelas dengan menghajar musuh-musuhnya, akan tetapi jam terbang mereka di panggung internasional masih minim sehingga mereka justru loyo saat pertarungan yang sebenarnya saat adu penalti, pemain-pemain seperti Ferdinand, Gunawan, dan Abdurrahman terlihat sangat nervous saat mengeksekusi penalti, hanya Abdurrahman yang bisa menjebol gawang Malaysia.
Setidaknya inilah generasi pertama kebangkitan sepakbola Indonesia, regenerasi yang semakin baik dari tahun ke tahun bukan tidak mungkin akan menghasilkan pemain berbakat yang lebih baik dari sekarang, terbukti pemain muda Indonesia yang mendapat pendidikan sepakbola yang baik di Indonesian Academy mampu menembus tim junior Arsenal, Leicester City, dan yang paling menonjol adalah Arthur Irawan yang mulai tahun ini berkesempatan menjadi lulusan terbaik akademi tim Espanyol.

0 komentar:

Post a Comment