Tuesday, May 10, 2011

Berharganya Sebuah DVD Nostalgia


Di kaskus awal april 2011 aku menemukan lapak yg menjual dvd review piala dunia 2010, aku awalnya hanya ingin membeli review tadi, tapi sang penjual memiliki penawaran yang tidak bisa ku tolak lagi, yaitu satu paket review lengkap piala dunia 2010 (2 dvd) dan kompilasi euro 2000-2008, piala dunia 1994-2006 dg harga 50rb tapi serasa dvd resmi dari fifa, aku pun tanpa pikir panjang langsung memesannya

, penjual berada di Bandung, dan barang dikirim melalui jasa pengiriman dg menambah ongkos 16rb.Setelah 3 hari barang sampai dan kubuka isinya, dvd lengkap (4 dvd) dan langsung ditonton, satu persatu dengan media laptop kesayanganku.
Dvd pertama yang kuputar tentu saja yang paling gres, Piala Dunia 2010 yang semuanya lengkap, tak ada satu pertandingan pun yang terlewat dari dvd ini dan juga lengkap dengan video opening ceremony dan closing ceremony, highlight yang memang berasal dari FIFA ini benar-benar berkualitas dan resolusi video yang sangat bagus membuatku senang bernostalgia dengan piala dunia yang tahun lalu baru diselenggarakan ini,aksi2 Forlan, Sneijder, Robben, Villa, Iniesta dan bintang lainnya pun bias aku nikmati kembali walaupun dalam bentuk highlight bukan siaran langsung.dvd yang kedua yaitu fase knockout yang member banyak sensasi, dari 2 penalti gagal di pertandingan Spanyol vs Paraguay, Tangan ‘’Nabi’’ dari Suarez, hingga kaki De jong yang mendarat di dada Xabi Alonso di final.
Sayang dvd yang kedua rusak setelah aku kurang berhati-hati dalam menjaganya, hingga dvd tidak bisa kupakai lagi dan hanya pertandingan perempat final yang bisa kuselamatkan, lainnya rusak.Tapi tidak apa, masih ada dua dvd yang belum aku coba, yaitu EURO 2000-2008 dan Piala Dunia 1994-2006 yang sangat menarik untuk disimak.
Semua dvd selanjutnya sengaja tidak aku tonton dulu, karena takut kejadian di dvd dua terulang maka aku copy ke hardisk agar tidak beresiko.mengopy 2 dvd ternyata membutuhkan waktu lama, hingga terlewat 2 wakto Sholat, Ashar dan Maghrib, hehe.Dengan sudah dicopy ke hardisk, maka tidak ada yang menghalangiku untuk menonton review EURO 2004, edisi yang aku ingat selalu hingga kini.
EURO 2004 dibuka oleh Pertandingan Portugal vs Yunani yang dimenangkan oleh Yunani dengan skor 2-1 gol dari Karagounis, Basinas dan Ronaldo yang aku kurang ingat karena mungkin saat itu aku tidak menontonnya.Yang paling Fenomenal tentu saja republic Ceko yang sangat atraktif permainannya dengan diperkuat Nedved, Rosicky, Baros, dan raksasa Jan Koller yang sangat ditakuti di kotak penalti lawan.Juga pemain-pemain muda yang semakin matang di EURO 2004 ini seperti Rooney, Ronaldo, Robben, Van der vaart, Rosicky yang sekarang sudah semakin matang dan menjadi andalan klub-klub eropa.Partai final pun juga ada dan highlightnya membuatku mengenang saat-saat itu, minggu malam tanggal 4 juli 2004.Aku sengaja begadang untuk menonton pertandingan itu,walaupun aku baru kelas 4 SD, dan acara di RC*I pada malam itu sejak jam 20.00 sudah dihiasi acara-acara penutupan EURO dan tentu saja acara-acar tambahan RCTI yang membuatku mengantuk, ada acara sulap, acara ramalan-ramalan juga ada hingga komentar-komentar komentator yang membuatku semakin ngantuk, aku masih bertahan hingga jam 01.00 sedangkan pertandingan berlangsung jam 01.30 kalau tidak salah, sayangnya aku tertidur setalh jam 01.00 jadi pertandingan final terlewat.Ayahku yang sebelumnya tidur bangun dan melihat pertandingan final, sedangkan aku yang begadang ketiduran dan melewatkan partai final, WTF!!! Batinku dalam hati.Tapi aku juga terkejut setelah melihat tim yang berada di podium juara waktu itu bukan berseragam merah hijau melainkan baju putih diselingi warna biru yang berarti Yunani juara Piala EURO 2004!!!sebuah fakta yang mampu menghilangkan rasa kantuk di mataku yang setia menemani sejak tengah malam tadi, dan aku bergegas melihat TV karena belum percaya seratus persen, mungkin itu penobatan juara kedua batinku saat itu.Ternyata yang sedang dipresentasikan adalah Juara satu, yang berarti benar penglihatanku( semula aku ngira salah lihat) dan yunani lah yang benar-benar menjadi juara.
Video selanjutnya adalah Piala Dunia 2006, kali ini cukup semua gol yang diperlihatkan dan peluang peluang tidak ada.Itu aku maklumi dan tetap menikmati nostalgia kedua ini, benar-benar membuatku kembali ke tahun 2006 yang pada partai finalnya aku ingat betul kejadiannya, hampir sama dengan kejadian di final 2004 aku ketiduran lagi, walaupan satu jam sebelum pertandingan aku sempat membeli nasi di luar dengan Ayahku.Ya, ayahku lah yang menemaniku menonton pertandingan-pertandingan besar seperti final euro, piala dunia, dan final liga champions, dan dialah yang memperkenalkan sepakbola dengan mengajak aku melihat langsung pertandingan Persik vs Perseden (2003) pada saat Persik juara Indonesia pada saat itu, dan aku juga baru berusia 8 Thun dan penonton membeludak hingga berjumlah 20.000 di dalam stadion (kapasitas 15.000).aku benar-benar takut saat melihat keramaian itu.
Kembali ke nostalgia Piala Dunia 2006 yang mengingatkanku dg partai final saat itu, walaupun aku lagi-lagi ketiduran tetapi saat botaknya Zidane menghujam dada bidang Materazzi aku sempat bangun, entah kenapa apakah aku ditakdirkan untuk melihat momen yang bersejarah itu untuk menceritakan ke anak-cucu?dan setelah itu aku ketiduran lagi, bangun setelah presentasi juara lagi-lagi aku terkejut karena Italia, juara saat itu sebelum turnamen terkena kasus terbesar selama 2 dekade terakhir mampu merebut juara dunia keempat kalinya, sama saat terakhir kali mereka merebutnya pada tahun 1982 yang juga mempunyai masalah sepakbola pada saat itu.Di partai semifinal aku benar-benar ingat ketika ketangguhan Buffon, Cannavaro, dan Grosso membuat Jerman benar-benar frustasi sehingga pemain belakangnya kecolongan pada saat pertandingan extra time hanya menyisakan 2 menit saja!!!pertandingan itu yang membuatku ngantuk berat saat pada pagi harinya ada ulangan Bahasa di sekolahku, nilaiku jeblok berat dan ayahku tidak memperbolehkan lagi begadang dan harus ditemani sama aya, tentunya harus tidur lebih awal dulu sebelumnya.Piala Dunia ini benar-benar menguras emosiku.
EURO 2000, 2008 dan Piala DUnia 2002,1994,1998 yang menjadi playlist selanjutnya, walaupun tidak menguras emosi seperti dvd sebelumnya namun aku merinding saat melihatnya karena pada perhelatan kompetisi di atas aku melihatnya saat aku belum menyukai sepakbola (kecuali EURO 2008 aku tidak terlalu mengikutinya)
Uang 66rb yang kukeluarkan memang tidak sebanding dengan kepuasan yang kudapat, dengan nostalgia-nostalgia saat perhelatan Piala Dunia dan EURO dan saat aku didampingi oleh ayah saat menontonnya, di piala dunia 2010 partai final aku tidak menonton dengan ayah karena aku kost, dan ayah melihat di rumah.Emosi-emosi di dvd itu tidak sepenuhnya aku bisa tuangkan ke dalam tulisah, karena perasaan setiap orang tentu saja berbeda. Aku hanya ingin menyalurkan perasaan-perasaanku, dan saat ada kompetisi besar, jangan lewatkan satu pertandinganpun karena saat kompetisi selesai, kita akan merasa pertandingan itu berharga karena hanya ada di kompetisi besar yang hanya diselenggarakan 2 tahun sekali.

lapak:

0 komentar:

Post a Comment