Thursday, April 29, 2010

FINAL PERTAMA DALAM 38 TAHUN!!!



Barcelona - Barcelona berhasil mengatasi Inter Milan dalam laga kedua semifinal Liga Champions. Meski kalah, namun Inter berhak atas tiket final berkat keunggulan agregat gol.

Barcelona menundukkan Inter 1-0 dalam laga kedua semifinal yang digelar di Stadion Camp Nou, Kamis (29/4/2010) dinihari WIB.




Gol kemenangan Azulgrana dibukukan oleh Gerard Pique. Laga ini diwarnai oleh satu kartu merah untuk Thiago Motta (Inter Milan).

Meski kalah, namun Inter berhasil lolos ke final dengan agregat 3-2. Javier Zanetti dkk. menghadapi Bayern Munich di laga puncak 22 Mei mendatang.

Jalannya Pertandingan

Barcelona terus mengurung pertahanan Inter di sepanjang babak pertama. Bahkan tak jarang duo bek Gerrard Pique dan Gabriel Milito ikut membantu serangan hingga melewati lapangan tengah.

Serbuan pertama dalam laga ini dilancarkan oleh Pedro Rordiguez di menit kedua. Melalui tusukan dari sayap kiri melwati Maicon, Pedro selanjutnya melepas tembakan. Namun bola masih jauh dari sasaran.

Seperempat jam laga berjalan, bola silang Chrsitian Chivu dari sayap kiri mengarah ke gawang Barca. Victor Valdes tak menemui kesulitan untuk menangkapnya.

Menit 21, bola silang dari Dani Alves diterima oleh Zlatan Ibrahimovic yang berdiri di kotak penalti. Ibra selanjutnya menyodorkan bola yang cobadisambar oleh Xavi. Namun bek-bek Inter bisa mematahkan serangan itu.

Aksi Alves kembali menghadirkan ancaman dua menit berselang. Umpannya disambar oleh Pedro. Namun sepakan pemain muda Barca ini masih melenceng di sebelah kiri gawang Julio Cesar.

Samuel Eto'o punya kans membobol gawang mantan klubnya ketika pertandingan berumur 24 menit. Skema serangan Inter diawali dari bola yang dilepas Wesley Sneijder ke arah striker Kamerun itu yang tidak mendapat pengawalan ketat. Namun kontrol bola yang kurang baik dari Eto'o membuat peluang tersebut terbuang.

Inter harus tampil sepuluh orang usai Thiago Motta menerima kartu kuning kedua di menit ke-28 usai tangannya melayang ke arah muka Sergio Busquets. Ada pun sebelumnya Motta menerima kartu kuning di menit 10.

Messi! Nyawa permainan Barcelona itu melepaskan tembakan dari luar kotak penalti setelah berhasil melepaskan diri dari kawalan Walter Samuel. Namun upayanya bisa digagalkan oleh Julio Cesar.

Dua menit menuju turun minum, kans Barcelona melalui tendangan bebas Ibra masih menyamping dari sasaran.

Semenit babak kedua dibuka, Inter sempat mengancam lewat tendangan bebas Christian Chivu. Namun upaya pemain asal Rumania ini masih gagal menemui sasaran.

Tendangan Pedro Rodriguez ketika laga berlangsung satu jam juga masih menyamping.

Ketatnya tembok pertahanan Inter membuat pemain-pemain Barca kesulitan untuk menembus kotak penalti. Sejumlah bola-bola silang yang dilepas anak asuh Josep Guardiola juga berhasil dibuang oleh pemain belakang Inter.

Sejumlah usaha yang dilakukan dari luar kotak penalti oleh para pemain The Catalans juga tidak ada yang menghadirkan ancaman berarti bagi Julio Cesar.

Sembilan menit jelang bubaran, bola yang dilepas Lionel Messi disambut tandukan Bojan Krkic. Namun usaha pemain bernomor punggung 11 itu masih melenceng.

Upaya Barca berbuah hasil tujuh menit menjelang bubaran melalui kaki Gerard Pique. Gol ini hadir setelah umpan terobosan Xavi berhasil dimanfaatkan bek beertubuh jangkung itu. Pique sempat dikejar oleh Ivan Cordoba dan ruang geraknya ditutup oleh Julio Cesar. Selanjutnya bek Spanyol itu memutar badan dan melesakkan bola ke gawang yang sudah kosong.

Setelah gol itu, semangat Barca terlecut. Serangan ke arah gawang Inter semakin gencar. Sepakan Xavi Hernandez dari luar kotak penalti di menit ke-87 berhasil ditangkal oleh Julio Cesar. Selanjutnya giliran Messi yang melepas tendangan datar sukses ditangkap oleh Cesar.

Di masa injury time, Barca sempat mencetak gol melalui Bojan Krkic. Tapi wasit menganulir gol tersebut karena sebelumnya telah terjadi handsball.



Pemain Inter Cerdas, Mourinho Fenomenal


Barcelona - Jose Mourinho baru saja sukses membawa Inter Milan ke final Liga Champions pertama setelah 38 tahun. Untuk itu, The Special One pun disebut fenomenal.

Semenjak tahun 1972, Nerazzurri belum pernah lagi menapak final Liga Champions --atau sebagaimana sebutannya dahulu, European Cup. Pun demikian halnya beberapa tahun belakangan saat Inter begitu mendominasi kompetisi Seri A.

Ingin mengubah peruntungan, Mourinho pun direkrut pada musim panas 2008. Rekam jejaknya usai membawa Porto jadi jawara Liga Champions 2003–04 dan melajukan Chelsea ke semifinal bikin Mourinho diharapkan bisa menularkan hal serupa untuk Inter.

Pada musim pertamanya di Giuseppe Meazza, Mourinho belum bisa membawa Inter bicara banyak di Eropa. Namun, ini berubah pada musim kedua seiring dengan keberhasilan menyisihkan Barcelona di semifinal.

Setelah menang 3-1 pada leg I, Inter kemudian hanya kalah 0-1 dari Barca pada leg II, Kamis (29/4/2010) dinihari WIB, setelah nyaris sepanjang pertandingan bermain dengan sepuluh pemain usai Thiago Motta dikartu merah. Inter pun ke final.

"Saya sangat senang. Mereka bermain dengan sepuluh orang melawan juara dunia yang tampil di stadionnya. Mereka menunjukan karakter bagus, secara individu dan juga tim. Ini kebahagiaan tak berbatas," tutur Presiden Inter Massimo Moratti di situs Inter.

"Malam ini Mourinho fenomenal lagi dan para pemain juga luar biasa. Mereka tahu apa yang harus dilakukan setiap saat, mereka tampil amat baik. Mereka bermain dengan cerdas. Pujian untuk mereka semua. Saya harap fans Inter sama bahagianya seperti saya," lanjut Moratti.

Dengan keberhasilan tersebut, Inter kini ada di ambang meraih tiga gelar alias treble. Selain di Liga Champions, La Beneamata juga berpeluang jadi kampiun di Coppa Italia setelah masuk final dan Seri A Italia yang masih menyisakan tiga laga.

"Mari kita berharap ini seperti warisan dari Barcelona. Kami punya tiga final: Liga Champions, Coppa Italia dan Seri A yang tiga partai sisanya seperti final saja," tandas Moratti.

Musim lalu Barca menyapu bersih semua gelar yang ada setelah sebelumnya meraih treble di tiga kompetisi yang kini ada di hadapan Inter.


Yang Pertama Buat Inter Setelah 38 Tahun


Jakarta - Penantian selama 38 tahun itu akhirnya selesai. Berhasil meredam gempuran Barcelona di leg kedua babak semifinal, Inter Milan melangkan ke final Liga Champions pertamanya sejak 1972.

Inter memang menelan kekalahan 0-1 dalam lawatan ke Camp Nou, Kamis (29/4/2010) dinihari WIB. Gol semata wayang kemenangan The Catalans dibuat Gerard Pique di menit 84.

Namun sebiji gol yang membobol gawang Julio Cesar tersebut tak cukup untuk menghentikan laju Inter melaju ke Santiago Bernabeu, venue di mana laga final bakal digelar. Secara agregat Nerazzurri masih unggul 3-2, setelah menang 3-1 di pertemuan pertama pekan lalu.

Jadilah Inter melangkah ke final Liga Champions pertamanya sejak 1972, atau tepat 38 tahun lalu. Kala itu di babak semifinal Inter sukses menundukkan Celtic dengan skor 5-4 lewat adu penalti.

Malang buat Inter, mereka gagal jadi juara di musim tersebut. Menghadapi Ajax Amsterdam di Feijenoord Stadion, Rotterdam, Inter tumbang dengan skor 2-0. Gol-gol Ajax dalam laga tersebut diboyong legenda mereka Johan Cruijff.

Sebagai catatan, sejak era Liga Champions dimulai pada 1992 silam, prestasi terbaik klub milik Massimo Moratti itu cuma sampai babak semifinal. Peristiwa tersebut terjadi di musim 2002/2003, di mana mereka harus mengakui keunggulan AC Milan yang kemudian menjadi juara.

Berhasil menuntaskan penantian 38 tahun jelas tak membuat Zavier Zanetti puas. Soalnya mereka masih ditunggu penantian lain yang sudah lebih lama: menjadi juara Liga Champions yang sudah bertahan selama 45 tahun.

Inter hingga kini tercatat sudah dua kali menjadi penguasa Eropa. Namun itu sudah terjadi lama sekali, yakni di musim 1963/1964 (vs Real Madrid) dan 1964/1965 (vs Benfica). Tim yang akan dihadapi Inter untuk menuntaskan puasa juara Liga Champions tersebut adalah raksasa Jerman, Bayern Munich. ( din / nar )



Dominasi Tanpa Makna Barcelona


Jakarta - Di dua laga semifinal, Barcelona melepaskan 999 umpan akurat dan khusus di leg kedua menguasai 86,4% ball possession. Malang buat Barca, dominasi mereka seperti tak bermakna karena gagal lolos ke final.

Barcelona tampil luar biasa dominan saat menjamu Barcelona di leg kedua semifinal Liga Champions, Kamis (28/4/2010) dinihari tadi. Setelah pada leg pertama penguasaan bola mereka mencapai 71%, di Camp Nou beberapa jam lalu ball possession Barca menyentuh angka 86,4%. Itu adalah yang tertinggi di Liga Champions musim ini.

Butuh meraih kemenangan dengan minimal dua gol, Barcelona mengepung Inter Milan bukan hanya di setengah lapangan. Dalam laga tersebut Samuel Eto'o tak jarang terlihat bersanding dengan Lucio atau bahkan Walter Samuel di muka kotak penalti, Inter dipaksa bermain cuma seperempat lapangan.

Tapi tetap saja Barcelona gagal meraih target bikin dua gol. Kerja keras mereka hanya terbayar dengan satu gol yang dilesakkan Gerrard Pique beberapa menit sebelum laga berakhir.

Dominasi yang ditambah dengan dukungan puluhan ribu penonton tetap saja tak kuasa membongkar rapatnya pertahanan Nerazzurri. Barca justru seperti mati kutu meski tak lantas menyerah, mereka terus berputar-putar di muka kotak penalti mencoba mencari celah, yang sayangnya nyaris tak ada karena permainan disiplin yang dipertunjukkan Lucio cs.

Sama seperti di laga pertama lalu, Mourinho cerdas mematikan sepakbola menyerang milik Barca. Serangan yang dikreasikan Xavi Hernandez, Lionel Messi hingga Pedro Rodriguez yang biasanya mengalir luwes berhasil disumbat dengan sempurna. Jalan buntu yang ditemui Barcelona.

Dalam kondisi tersebut, Messi yang biasanya jadi pemecah kebuntuan dengan aksi individunya tak bisa berkontribusi banyak. Barca bahkan kesulitan untuk sekadar melepaskan tendangan jarak jauh dari luar kotak penalti karena pengawalan ketat yang diberikan.

Tercatat 20 tendangan dibuat Barca dalam laga tersebut dengan cuma empat yang mengarah tepat ke sasaran. Sementara Inter cuma melepaskan satu tembakan.

"Saya tak pernah melihat tim yang begitu tertutup seperti Inter. Faktanya pemain depan mereka justru berada di belakang posisi bermain saya, Dan mereka berjuang dengan keras," ungkap Yaya Toure seperti dikutip dari AS.

Statistik luar biasa lain yang dicatatkan Barcelona pada dua leg semifinal adalah soal umpan yang mereka lepaskan. Di kedua laga tersebut Barcelona total membuat 1.372 umpan, dari jumlah tersebut 999 di antaranya berhasil tepat sasaran.

Namun pada akhirnya permainan atraktif dan menyerang Barcelona harus tunduk pada pragmatisme sepakbola Jose Mourinho dan Inter Milan. Seperti diakui oleh Joan Laporta, Barcelona kini sedang menghadapi sisi kejam sepakbola.


Duel Para Calon Treble Winners


Jakarta - Final Liga Champions akan mempertemukan dua tim yang berpeluang menyabet tiga gelar di tahun ini. Dari urutan penentuannya, titel Eropa ini akan menutup sukses mereka di musim ini.

Bayern Munich adalah tim yang lebih dulu lolos ke final setelah hari Selasa (28/4/2010) malam menyingkirkan Lyon dengan skor agregat 4-0. Inter Milan menyusul sehari kemudian setelah menghempas juara bertahan Barcelona dengan kemenangan agregat 3-2.

Sebelum mereka bertempur di Santiago Bernabeu, Madrid, pada 20 Mei, kedua tim top di negaranya masing-masing itu akan terlebih dulu memperjuangkan dua kompetisi yang berpotensi untuk dimenangi, yakni liga dan piala liga.

Bayern Munich, di musim pertamanya di bawah asuhan pelatih Louis van Gaal, saat ini berada di puncak klasemen sementara Liga Jerman dengan nilai 64. Namun mereka sangat tidak aman posisinya karena cuma unggul selisih gol dari tim peringkat dua, Schalke 04, di saat kompetisi menyisakan dua pertandingan.

Untuk mengunci gelar Bundesliga, Mark van Bommel dkk akan menentukan nasibnya melawan Hertha Berlin (1/5) dan Bochum (8/5). Jika berhasil, seminggu kemudian mereka akan mengusahakan Piala Jerman dengan menghadapi Werder Bremen di final (15/5).

Inter setali tiga uang. Di Seri A mereka tetap berpeluang mempertahankan gelar Scudetto untuk keempat kalinya berturut-turut. Untuk itu mereka perlu menjaga keunggulan dua poin dari AS Roma dalam tiga pertandingan terakhirnya, yakni melawan Lazio (2/5), Chievo (9/5), dan Siena (16/5).

Hanya saja, berbeda dengan Piala Jerman, final Coppa Italia digelar sebelum kompetisi domestik rampung. Partai itu, yang mempertemukan Inter dengan Roma, akan dihelat 5 Mei dengan Stadio Olimpico sebagai tempat duel tersebut.

Setelah memastikan berapa dari dua kompetisi itu yang bisa dimenangi, barulah Bayern dan Inter menutup musimnya dengan bertarung memperebutkan titel tertinggi di Eropa.

Itu berarti, hanya satu dari mereka yang bisa meraih treble winners, walaupun mungkin saja di antara mereka bisa tidak memenangi apa-apa, apabila tak mampu pula menguasai liga dan piala liganya.

-Detiksport

0 komentar:

Post a Comment