Saturday, October 8, 2011

When Small Nation Stand Tall


“Itu memang takdir, tidak ada gunanya menyesal dan sedih karena itu.Saya menghormati kompetisi tersebut dan bahkan pemain yang pernah bermain di dalamnya.Tidak mudah untuk lolos ke Piala Dunia”


Itu diungkapkan George Weah dalam wawancara dengan FIFA.com, George Weah, salah satu pemain terbaik dunia yang tidak pernah tampil di Piala Dunia hanya karena dia terlahir di Negara “kecil”.George Best, Ryan Giggs, Ian Rush dan Jari Litmanen adalah beberapa pemain yang nasibnya sama dengan Weah.
Namun, ukuran tidak selalu bisa diperhitungkan dalam dunia sepakbola.Tiga besar Negara penghasil populasi terbanyak misalnya, China, India, dan Indonesia dengan kekuatan rakyatnya yang membludak, tapi mereka hanya bisa lolos sekali ke putaran final Piala Dunia.


India merebut tiket ke Piala Dunia 1950 di Brazil, tapi ditolak untuk ikut serta karena mereka ngotot ingin bermain tanpa menggunakan alas kaki.Sedangkan Indonesia yang bermain dibawah bendera Hiandia Belanda di Prancis tahun 1938, itupun atas keberutungan karena lawan mereka di playoff, Jepang dan AS mengundurkan diri.
China mengklaim dapat merebut tiket ke Korea/Jepang 2002 dari hasil di lapangan. Pelatih dari Serbia Bora Milutinovic adalah factor terbesar dibalik prestasi gemilang Negara ini.”China perlu meningkatkan Pembinaan usia dini, yang akan membela Negara ini dikemudian hari.Pelatih-pelatih di China bekerja sangat giat, tetapi mereka tidak mempunyai pengalaman mengangkat pemain muda ke level teratas.” Ungkapnya saat ditanya kesulitannya menangani China.


Selain China, Piala Dunia 2002 juga membangunkan raksasa tidur lainnya di Asia, Thailand yang menampilkan penampilan mengagumkan di Kualifikasi Piala Dunia, namun sayangnya mereka gagal mencapai Putaran Final.Turkey juga harus menunggu hingga 48 tahun untuk mengambil bagian kembali dalam agenda terbesar dalam sepakbola ini, penampilan mereka di Korea/Jepang adalah yang pertama sejak 1954, Turki meyakinkan Dunia bahwa mereka tidak akan terlupakan lagi dalam sejarah.

Dan Negara tertua sekaligus Negara dengan penduduk terpadat di Afrika, Mali dan Sudan tidak pernah tercatat dalam kompetisi ini. Republik Kongo sedikit beruntung di tahun 1974, saat pertama kali ikut serta dengan beberapa tim terbaik dunia di Jerman.Tpi itu juga merupakan penampilan terakhir mereka, itupun juga harus keluar di penyisihan grup.

Walaupun menjadi salah satu Negara Amerika selatan yang belum mencapai putaran final, 30 juta rakyat Venezuela memiliki asa yang tinggi untuk bisa menjajal kompetisi ini, La Vinotinto menampilkan penampilan terbaik dalam Copa Amerika 2011 dan mencapai babak Semifinal.Mereka memiliki bekal untuk mengejar prestasi Uruguay yang meraih 15 juara copa dan 11 penampilan Piala Dunia hanya dengan penduduk yang sekitar 3,5 juta.


“Uruguay adalah Negara yang sangat kecil, tetapi mempunyai semangat yang luar biasa” ungkap bek Mauricio Victorino kepada FIFA.com saat ditanya tentang paradox ukuran negaranya dan prestasi internasionalnya.”Saat kamu dari tempat yang sarat sejarah dan supporter yang fanatic, walaupun hanya mempunyai 3 juta penduduk, kamu akan mendapat banyak tekanan.Kamu sadar bahwa itu adalah Negara sepakbola yang mempunyai hasrat yang tulus dalam permainan.” Tegas Diego Perez.


Itu mungkin sebuah kebetulan yang sederhana, tapi ada negar “kecil” lain di zona CONMEBOL, Paraguay.Mempunyai populasi sekitar 7 juta, La Albirroja juga mempunyai rekor penampilan yang cukup baik dalam kualifikasi Piala Dunia.Memiliki 8 penampilan dengan 7 hasil kualifikasi dan 1 hasil undangan saat Uruguay 1930.
Di edisi selanjutnya dalam even terbesar dunia tahun 1934, dunia melihat dua tim dengan populasi yang sangat minim bergabung dengan musuh-musuh mereka yang lebih besar. Saat Belanda dan Swiss melakukan perjalanan ke Italia tahun itu, mereka memulai hubungan cinta dengan turnamen ini, dengan ikut serta terus-menerus pada tahun-tahun selanjutnya


“Dalam 7 tahun, kami ikut serta dalam empat kompetisi besar, bermain di Piala Dunia hingga 16 besar dan mengalahkan tim masa depan, dan mengambil langkah besar saat mengalahkan Inggris.Itu sudah cukup luar biasa bagi Negara seperti kami.”Tegas Stephane Grichting yang baru-baru ini menyatakan pensiun.
Denmark mungkin harus menunggu hingga Meksiko 1986 untuk mendapatkan tiket pertama mereka di Piala Dunia, namun mereka berhasil menerapkan standar tinggi dalam permainan mereka, bermain atraktif dan tampil regular di turnamen global ini.
Penyerang Denmark Nicklas Bendtner mengatakan saat di Afrika Selatan 2010, berbagi pemikirannya mengenai populasi negaranya “Negara kita sangat kecil, dan untuk memenangkan Piala Dunia, Anda benar-benar harus menang tujuh pertandingan melawan negara-negara yang seringkali jauh lebih besar. Kami punya populasi lima juta. Logikanya, seharusnya Negara ini menghasilkan pemain berbakat lebih sedikit dari Negara dengan populasi 80-100 juta jiwa.Dan aku rasa kita masih bisa melangkah jauh ".


Akhirnya, penampilan yang atraktif di masa lalu oleh Negara seperti Kroasia dan Norwegia cenderung meyakini statemen dari legenda Kamerun, Roger Milla. "sepakbola memungkinkan sebuah negara kecil untuk menjadi besar."

-Diterjemahkan dari situs resmi FIFA.com

0 komentar:

Post a Comment